14 September 2020
WOOD PELLET, BISNIS BARU YANG MENJANJIKAN
PT FREWIN TEKNOLOGI ASIA melirik bisnis Hutan Tanaman Energi (HTE). Energi seperti wood pellet yang menjanjikan. Pasalnya, kebutuhan dunia akan energi terbarukan makin meningkat dan trend di banyak negara telah dituangkan dalam bentuk kebijakan. Hal ini diungkap Herry W. (Dirut PT.Frewin Teknologi Asia) di Palu, senin (14/09/2020).
Geliat bisnis wood pellet ini terlihat dari permintaan yang terus meningkat di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan. “Khusus Korea Selatan, saya melihat peluang ekspor wood pellet yang harus dimanfaatkan oleh pelaku industri Forestry” ungkap Direktur Utama PT. FREWIN TEKNOLOGI ASIA.
PT. FREWIN TEKNOLOGI ASIA berencana mendirikan pabrik pelet kayu atau wood pellet di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu - Prov. Sulawesi Tengah yang tujuannya adalah meningkatkan perkonomian masyarakat sekitar kawasan dan menambah pendapatan asli daerah Kota Palu khususnya dan Provinsi Sulawesi Tengah pada umumnya.
Menurut Herry, Kebijakan Pemerintah Korea Selatan untuk mencari sumber biomassa di luar negeri direspon oleh pebisnisnya dengan menggelontorkan investasi untuk industri pelet kayu di Indonesia. Kebutuhan pelet kayu Korea Selatan sebagian besar dipasok oleh industri pelet kayu Indonesia yang saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 40 ribu ton per tahun. Sementara di dalam negeri, pasar pelet kayu domestik belum terlalu besar. Hal ini disebabkan karena kesadaran yang belum tinggi terhadap bahan bakar rendah emisi, ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak dan gas, dan belum adanya pengembangan teknologi yang memudahkan penggunaannya di tingkat rumah tangga.
Potensi usaha energi terbarukan bidang Biomassa yakni Wood Pellet di Indonesia masih terbuka lebar dan menanti investor untuk mengembangkannya. Apalagi, usaha Wood Pellet di Indonesia merupakan terbesar di Asia.
“Potensinya adalah hutan di Sulawesi Tengah ini masih sangat luas dan hal itu merupakan sebuah prospek dalam penanaman pohon energi seperti Gamal. karena rata-rata pengusaha pelet di Indonesia masih cenderung berorientasi ke limbah kayu sebagai bahan baku utamanya. Maka dalam hal tersebut, sangat relevan sekali jika kita dapat menanam secara serempak dan menggalakkan program Gamal Plantation di beberapa areal hutan masyarakat yang non produktif, demi kesejahteraan masyarakat itu sendiri” ujar Herry W. (Direktur Utama PT. FREWIN TEKNOLOGI ASIA).
Menurut Herry, dengan akan berjalannya pembangkit baru di Indonesia maka kebutuhan Wood Pellet akan semakin meningkat, hal ini seiring dengan semakin dialihkannya energi batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia. Rencananya, Herry atas nama PT. Frewin Teknologi Asia akan menjadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu salah satu Keynote Speaker “6th Biomass & Bio Energy Asia-Improving Global Competitiveness-Best Practice for Design, Building/Retrofitting and Operation of a World Class Wood Pellet Mill”.Produksi wood pellet dipandang lebih menjanjikan bagi masa depan perusahaan (adanya pasar yang luas & terbuka lebar serta permintaan industri global sangat tinggi), maka perusahaan berniat untuk secara utuh fokus pada rencana usaha tersebut.
Kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat oleh sebab itu Inovasi energi terbarukan terus di kembangkan salah satunya Biopellet sebagai energi biomassa yang diharapkan dapat menggantikan sumber bahan bakar minyak dan gas bumi.Pellet kayu dijadikan bahan bakar alternatif di sebagian besar Negara Uni Eropa dan Amerika karena terjadi krisis minyak dunia. Pelet kayu merupakan produk yang dibuat dari bahan biomassa tanaman yang kemudian mengalami proses pengempaan. Pelet kayu merupakan solusi alternatif pengganti minyak. Tingginya permintaan pelet kayu terkait adanya kebijakan dari negara-negara di dunia untuk mengurangi efek pemanasan global dan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan pengganti energi fosil. Banyak produsen listrik (power plant) dunia telah melakukan konversi, atau sedang dalam proses konversi, dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara ke biomassa dalam bentuk pelet kayu untuk memenuhi target regulasi global saat ini.
Rencana Bisnis ini dirancang untuk menyajikan analisis kelayakan dari pabrik yang akan memproduksi Wood Pellet dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kota Palu serta dapat menjadi bisnis yang layak secara ekonomi. Salah satu bagian dari ekonomi berbasis bio adalah pemanfaatan bioenergi. Teknologi produksi dan pemanfaatan bioenergi juga terus berkembang dan banyak terobosan baru yang sudah ditemukan. Bioenergi memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Sulawesi Tengah mengingat ketersediaan bahan baku dan lahan cukup melimpah. Tanaman hutan tropis Sulawesi Tengah memiliki potensi besar untuk menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan energi terbarukan. Meskipun saat ini perekonomian Indonesia masih berbasis fosil, namun secara historis dan perencanaan ke depan dapat diarahkan menjadi ekonomi berbasis bio. Proses konversi biomassa yang konvensional tersebut dikembangkan lebih lanjut melalui pengembangan sistem integrase hulu sampai hilir menjadi Biorefinery. Di Indonesia pemikiran dan program menuju terciptanya ekonomi berbasis bio melalui pengembangan biorefinery terus berjalan dan dilakukan. Proyek Hutan Tanaman Energi seluas 40.000 Ha di Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu contoh pengembangan biorefinery di Indonesia.
Dalam pembangunan hutan tanaman energi mampu menghasilkan biomassa dengan karakteristik tertentu sesuai tujuan penggunaannya sebagai bahan bakar. Dalam pemilihan jenis kayu yang ditanam sebagai bahan baku energi adalah berasal dari jenis tanaman dengan pertumbuhan cepat (1 tahun dapat dipanen) yaitu pohon Gamal (Gliricidia sepium).
Kebutuhan energi di dalam negeri maupun global meningkat sejalan pertumbuhan populasi. Hal ini membawa konsekuensi penyediaan sumber energi yang lebih besar sekaligus memperhatikan isu kelestarian lingkungannya. Untuk menyikapi isu lingkungan tersebut beberapa langkah yang dapat ditempuh adalah melalui pengurangan konsumsi energi dan meningkatkan penggunaan energi yang terbarukan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang terus meningkat, maka saat ini diupayakan untuk mengalihkan kepada sumber-sumber alternatif yang dapat diperbaharui. Sumber energi terbarukan dapat berasal dari makhluk hidup (bio-energy) khususnya tanaman yang dapat berwujud biomassa padat (kayu bakar, arang dan pellet) maupun minyak.
Pemanfaatan sumber energi saat ini sangat beragam dan sekaligus memberikan banyak alternatif pemanfaatan yang terbarukan. Salah satunya adalah yang berbasis biomassa potensial yang dapat dikembangkan karena ketersediaannya yang melimpah di alam atau berupa limbah olahan dari sisa produksi industri kayu. Di eropa perkembangan sumber energi terbarukan dilakukan melalui dukungan kebijakan efisiensi pemanfaatan energi, suplai energi terbarukan, peningkatan pemanfaatan kayu energi dan produksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar